udah lama aku pengen buat cerita tentang mesin waktu. hehehe.. ini juga cerita bersambung pertama, setelah cerpen "Senja di Taman Bermain Hiroshima". Happy Reading~
***
“Sudah
jam berapa ini kau baru pulang?!” terdengar jeritan suara seorang perempun dari
luar.
“Sudah
ku bilang aku sibuuukk!! Apa kau tak bisa mengerti?” kali ini suara laki-laki.
"oh..
sibuk ya? Setiap hari?! Setiap hari sibuk?!!!”
Jeritan demi
jeritan terus terdengar. Leny yang ada di dalam kamarnya hanya mampu menutup
telinganya di balik bantal. Kejadian ini sering terjadi. Tapi… ia terlalu takut
untuk keluar dan menghentikan jeritan-jeritan itu walaupun sebbenarnya ia
sangat ingin. Dan kali ini pun.. Leny hanya sembunyi di balik bantal dan
menangis.
“Len! Leny!
Lenyyyy!!”
Lamunan Leny
langsung buyar mendengar seseorang memanggil namanya. “Ah? I,, iya. Ada apa
Ryu?” jawabnya. Ya, itu Ryu. Teman sebangkunya sekaligus temannya sejak SD.
Ntah kenapa, sejak SD sampai SMA, mereka selalu 1 sekolah. Ryu merupakan salah
satu cowok terganteng di kelas mereka. Ryu adalah anak blasteran
Jepang-Indonesia. Dia memiliki wajah yang bisa dibilang (ehm) cakep, dengan
model rambut yang sedikit panjang dan sedikit berponi, ia menjadi sangat mirip
dengan cowok-cowok cakep yang ada di anime. Ryu juga memiliki postur tubuh yang
tinggi dan ini menambah nilai plus Ryu
sebagai cowok ganteng di kelasnya. Wajar saja, cewek-cewek di kelas mereka pada
iri dengan Leny.
“Kau kenapa? Dari
tadi ku lihat kau cuma melamuuuuunnn aja. Something wrong?” tanya Ryu.
“Hm.. tak apa. Aku
baik-baik aja kok” Leny pun tersenyum untuk menghilangkan kekhawatiran
sahabatnya itu.
“Hmm..” jawab Ryu
singkat.
Tiba-tiba saja,
seorang cewek datang ke meja mereka. Itu Miya. Salah satu cewek paling heboh di
kelasnya. “Weeyy.. kalian tau gak? Akhir-akhir ini ada aplikasi di ponsel
yang lagi tren lohh!!” serunya seperti biasa. Heboh.
“Aplikasi apaan?”
jawab Ryu santai.
“Kalo nggak
salah namanya Time Machine. Kayak game gitu katanya. Tapi aku denger
orang-orang belum ada yang bisa menangin ntu game. Keren yak!"
“’kalo nggak
salah’? ‘katanya’? kau ini sebenarnya tau nggak sih aplikasinya?” tanya Ryu.
Leny hanya tertawa kecil. Dasar Ryu. Miya kan orangnya memang begitu. Hanya tertarik
dengan kehebohan dan ketenarannya saja. Tanpa melihat apa yang sebenarnya
terjadi.
“Ih.. mana aku
tau! Emang aku ada bilang aku maenin itu game? Nggak kan?!” jawabnya sewot.
“Boleh tu
gamenya. Aku mau” akhirnya Leny membuka suara.
“Dodi punya tuh!”
Miya menunjuk anak berkacamata yang lagi asyik dengan dunianya sendiri di sudut
kelas.
“Dodi, aku minta
gamenya dong”
“Tuh di ponselku!” jawab
Dodi singkat sambil menunjuk ponsel yang ada di meja.
“Thanks”Leny pun mengambil ponsel itu dan mulai mengirim game tersebut. Lumayan buat ngilangin bosen di rumah kalo mama sama papa nggak ada, pikirnya. Papa.. Mama.. Lagi-lagi Leny melamun. Tanpa ia sadari, dari tadi, ada seseorang yang terus memperhatikannya.
***
"Assalamu'alaikum. Leny pulaaaang. Maaa??" jerit Leny.
"Eh? Non Leny. Nyonya lagi keluar, non. Non Leny laper? Bi Nuri buatin soto kesukaan non" jawab Bi Nuri, pembantu di rumah Leny. Bi Nuri seperti biasa. selalu ramah, murah senyum. Bi Nuri sangat sayang dengan Leny. Leny sudah dianggapnya sebagai anaknya sendiri. Bagaimana tidak? sejak Leny masih menggunakan popok, bi Nuri sudah merawat Leny.
Leny tersenyum, "Nanti aja bi. Leny belum laper" tolaknya sopan. Ia langsung berlalu menaiki ke kamarnya. Buat apa aku sedih? Toh ini sering terjadi. Leny pun mengganti seragamnya dengan baju rumah. Leny langsung menggambil ponselnya. Mending maen game yang tadi. Belum sempat Leny membuka menekan tombol 'play', tiba-tiba terdengar suara bel pintu rumah. Siapa?, pikir Leny. Ting tong! Ting tong! "Biiiiii.. ada tamu tuhhhh!!" jerit Leny. Tak ada jawaban. Kemana bi Nuri? "Haaaaahh.." Leny bangkit dengan malas-malasan. Ting tong! "Iyaaaaa bentaaaaarr!!!" jawab Leny "nggak sabaran banget" Leny pun membuka pinta rumahnya.
"Yo, Len!!"
"R.. Ryu?" Leny sangat kaget. Biasanya Ryu bilang dulu kalau dia mau datang. "Ada apa? biasanya bilang ato sms dulu sebelum dateng."
Ryu tersenyum. Ryu langsung nyelonong masuk ke dalam (padahal belum diizinin masuk -_-) "Hmm.. Nggak apa-apa. Aku cuma mau diskusi PR sama dirimu. Btw, game yang dibilang si Miya udah kau mainin?"
"Oh, itu tepat saat kau datang, aku mau mainin. Mau main bareng? PRnya ntar aja kerjainnya. Males banget niihh"
"Boleh. Aku
juga udah minta sama Dodi ntu game". Tanpa ba bi bu, Ryu langsung
nyelonong ke dapur. "Wuiiihh.. soto! Kebetulan banget aku belum makan.
Minta yaaa!!" Ryu langsung duduk di meja makan dan mengambil piring.
"Ambil aja.
Walaupun aku bilang nggak boleh kau juga bakal tetep makan ntu soto!"
jawab Leny. Leny menarik salah satu kursi dan duduk di samping Ryu.
"Hehehe.
Bentar aja aku makannya. Jamin deh...!" Dan bener! Ryu makan sangat cepat
sampai Leny tertawa. Leny tidak menyadari, Ryu sedari tadi memperhatikannya.
Ryu pun tersenyum.
"Okaaaaaayyy!!
Kenyang beuuudd!! Yaudah, langsung aja buka ntu game" kata Ryu sambil
mengeluarkan ponselnya dari kantong celana jinsnya.
"Uhm!"
Mereka pun membuka game 'Time Machine' di ponsel mereka masing-masing. Setelah
memilih tingkat kesulitan, tanpa disengaja, mereka menekan tombol 'play' secara
bersamaan. Tiba-tiba saja, ponsel mereka mengeluarkan cahaya yang menyilaukan!
"Uhm!" Mereka pun membuka game 'Time Machine'. Tanpa disengaja, mereka menekan tombol 'play' secara bersamaan. Tiba-tiba.. muncul cahaya yang sangat menyilaukan dari ponsel mereka
"KENAPA NIIHHH??!! UGH!!" jerit Ryu.
"NGGAK TAU!! AH!!"
"AAAAAAHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!" mereka berdua masuk ke dalam ponsel.
***
Mau tau kelanjutan nasib Leny dan Ryu? apa yang sebenarnya terjadi? tunggu kelanjutanyaaa~~ ^^
dan apa yang terjadi? mereka terjebak di dunia game, di dunia digital, atau kemabli ke masa lalu ato masa depan....haha
BalasHapushaha cha jg belum tau :q
Hapuskak, gimana cara buat banner kyk AADP itu? ajarin dong kak '3'
cepat lanjutin!!! udah ga sabar nih! 3:|
BalasHapussabar.. tunggu minggu depan :p
Hapus